Senin, 30 Januari 2017

Proton Fokuskan Ekspor Mobil ke Indonesia, Australia dan Thailand

Tags




Proton Holdings Bhd, produsen mobil asal Malaysia, memprioritaskan Indonesia, Australia, dan Thailand sebagai negara prioritas tujuan ekspor mobil hasil produksinya. Proton berharap kontribusi ekspor akan lebih signifikan seiring target produksi sebesar 500.000 mobil dalam waktu lima tahun.

Produsen mobil Malaysia ini mengharapkan kontribusi ekspor bisa mencapai 20% dari total produksi. "Dalam mencapai 500.000 target, penekanan kami harus mencakup pasar ekspor," ujar Chairman Executive Proton Holdings, Datuk Seri Mohd Khamil Jamil seperti dilansir the Sundaily, Rabu (16/1/2013).

Dia mengatakan selama 27 tahun keberadaan Proton, volume mobil yang diekspor ke 55 negara sampai saat ini hanya 20.000 unit. "Jumlahnya tidak benar. Volume ekspor harus naik," tegas dia.

Dia mengaku pihaknya sedang mempelajari negara yang menjadi prioritas ekspor dan kebutuhan agar Proton bisa menembus ke pasar.

Seperti Australia, menurut dia, adalah pasar luar negeri pertama yang menjadi target target dengan volume penjualan 2.000 sampai 3.000 mobil. Proton akan memastikan bahwa standar kualitas, lingkungan dan keselamatan mobilnya memenuhi peraturan dan persyaratan perundang-undangan dalam negeri tersebut.

Mohd Khamil mengatakan saat meluncurkan mobil Preve di Australia, salah satu kesulitan yang dihadapi adalah muncul keinginan dealer keluar dari jaringan Proton karena kurangnya dukungan yang dan kepercayaan pasar kepada Proton.

Dia mengatakan Proton selalu dijual di luar negeri sebagai mobil murah, dan telah diposisikan lebih rendah dari hampir semua pesaing luar negeri. "Proton mobil yang diproduksi untuk pasar luar negeri memiliki kualitas yang baik, tapi posisi Proton adalah salah dan itulah apa yang kita akan ubah. Sekarang Kami sedang melihat pasar yang benar-benar kita dapat menjual," lanjut dia.

Deputi CEO Proton, Datuk Lukman Ibrahim menambahkan jangka waktu yang memungkinkan vendor untuk meninjau kinerja mereka dan untuk me-reset diri agar selaras dengan rencana bisnis perusahaan.

"Visi kami adalah untuk melihat vendor memiliki penelitian mereka sendiri dan pengembangan kemampuan, sehingga pengembangan mobil bisa lebih cepat dan kualitas yang lebih baik."

Dia mengatakan vendor diharapkan memiliki kemampuan untuk merancang, mengembangkan dan memproduksi komponen dalam waktu lima tahun. Saat ini sebagian besar vendor hanya dapat memproduksi komponen. Proton telah menjalani restrukturisasi internal sejak diprivatisasi oleh DRB-Hicom awal tahun lalu.


EmoticonEmoticon